Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Yadnya
adalah salah satu jalan untuk mencapai sorga selain tapa dan kirti, demikian
disebutkan dalam Agastya Parwa.Mengetahui dan melaksanakan pengendalian indria
(10 indria) disebut tapa, dan yadnya
merupakan pemujaan kepada Sang Hyang Sivagni.Selanjutnya pembangunan
tempat-tempat suci, balai masyarakat, sumber air bagi masyarakat umum dan
lain-lain disebut kirti. Persembahan
upakara dalam upacara yang dilakukan secara tulus ikhlas merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan yadnya disamping bentuk-bentuk yadnya yang lain.
Yadnya
dalam bentuk upakara merupakan wahanauntuk menggerakkan semua isi alam dan
termasuk manusianya untuk ditingkatkan menuju kehidupan yang semakin meningkat
baik dalam kehidupan fisik material maupun mental spiritual.Demikian pula
disebutkan dalamPanca Yadnya dari umat yang memiliki kemampuan yang tinggi
sampai dengan yang paling rendah sekalipun dapat dijangkau dengan aktivitas
agama dalam bentuk upacara yadnya.Karena upacara yadnya memberikan wahana
pendakian secara bertahap kepada setiap umat Hindu yang melaksanakan upacara
yadnya.Menurut Sathya Narayana menyatakan bahwa Agama tanpa ritual ibarat
menanam padi tanpa kulitnya. Bila menanam padi, yang langsung ditanam adalah
biji tanpa kulitnya, maka jelas benih itu akan mati. Namun bila benih padi yang
ditanam dengan kulitnya maka ia akan tumbuh dengan suburnya. Begitulah
ibaratnya agama Hindu dengan ritualnya.Contoh yang sudah tak asing lagi tentang
Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yang dianalogikan seperti halnya sebutir
telur.Telur yang sempurna terdiri dari kulit, putih dan kuning telur.Kulitnya
diibaratkan dengan upacara atau ritual, putihnya adalah etika atau susila, dan
kuning telur adalah tattwa atau filsafatnya.Upacara merupakan satu bagian
penting dari agama Hindu.
Upacara
adalah bagian dari Kerangka Dasar agama Hindu. Upacara yadnya sesungguhnya
merupakan perwujudan doa yang divisualkan dalam symbol yang disebut upakara
atau banten. Dalam pelaksanaan upacara
atau ritual mempersembahkan daun, bunga, bbuah merupakan bagian penting dari
sebuah persembahan. Hal ini ditegaskan pula dalam Bhagawad Gita IX Sloka 26
yang berbunyi :
“Siapa pun yang dengan sujud bhakti kepada-Ku
mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, seteguk air,
Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci.”
Dalam
sloka tersebut secara sederhana diuraikan seperti itu, namun tingkat bhakti dan
cara mengekspresikan rasa bhakti masing-masing orang tentulah berbeda. Dari
perbedaan ini memunculkan bentuk-bentuk upakara yang berbeda-beda.
Tumbuh-tumbuhan
merupakan sarana utama pembuatan banten.Unsur bunga diolah sedemikian rupa
ditambah dedaunan serta buah-buahan sehingga menjadilah canang sari, daksina,
dan lain sebagainya.Tumbuh-tumbuhan tidak saja digunakan untuk upacara termasuk
memenuhi kebutuhan hdup. Tumbuh-tumbuhan merupakan ciptaan Tuhan untuk
menunjang kebutuhan makhluk hidup termasuk manusia, agar dapat melangsungkan
hidupnya dan berkembang biak. Tanpa tumbuh-tumbuhan manusia akan kehilangan oksigen
yang bersih. Tumbuh-tumbuhan memegang peranan penting sebagai penunjang
kehidupan. Selain digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi,
tumbuh-tumbuhan juga mempunyai manfaat serta kasiat untuk mengobati segala
macam penyakit. Dalam Yajur Veda XXIX.35 diuraikan sebagai berikut :
“Tanam-tanaman memberi makan dan melindungi alam
semesta,
Oleh karena itu disebut sebagai para Ibu.”
Dari
uraian di atas sudah jelas mengenai manfaat tanaman termasuk bunga, sebagai
sarana penetralisasi akibat negative yang ditimbulkan oleh alam makrokosmos dan
mikrokosmos.Tanaman disebut sebagai vanaspatih
samite yaitu tanam-tanaman menyingkirkan akibat buruk.
Upacara
yadnya tidak hanya disikapi sebagai permohonan yang vertical kepada Tuhan,
tetapi juga bermakna untuk menanamkan nilai-nilai yadnya itu kepada diri
manusia sendiri.Ini berarti penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai sarana upacara
yadnya bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pelestarian alam pada jiwa setiap
umat. Dengan nilai tersebut akan tumbuh upaya nyata untuk memelihara dengan
sungguh-sungguh kesejahteraan alam tersebut.
Bab II
Pembahasan
2.1 Mitologi Adanya Tumbuh – Tumbuhan
Dalam Kutara
Kurana Bangsul disebutkan, Bhatara Siwa memerintahkan para dewata untuk turun
ke bumi Bangsul guna menciptakan berbagai jenis pepohonan.Semua ini dititahkan
supaya pepohonan tersebut bisa digunakan sebagai bahan membuat Perahyangan
(pelinggih) maupun perumahan.
Untuk memenuhi
titah Bhatara Siwa, maka turunlah Sanghyang Bhatara Tunggal yang memunculkan kayu piling (sangat utama) sehingga
disebut widhiningtaru.Pohon ini
sangat bagus untuk membuat berbagai tempat suci atau Parahyangan. Selanjutnya
turun Bhatara Guru kemudian beryoga dan menciptakan kayu cendana wangi (dewanya kayu) baik untuk berbagai tempat suci.
Selanjutnya Bhatara Siwa beryoga dan terciptalah majegau, Bhatara Brahma menciptakan kayu naga sari.Sanghyang Sada Siwa menciptakan kayu padmasari, Bhatara Siwa menciptakan cempaka kuning. Begitu
juga Sanghyang Wulan menciptakan cempaka putih dari hasil yoganya, Bhatara
Indra menciptakan kayu suren, Bhatara
Bayu Menciptakan pohon waru, Iswara ngemedal aken kayu gentawas, Bhatara
Kala menciptakan kayu berkali-kali seperti klampuak,
kelincung, kalijo, kalanggahan dan
kliki.
Dalam sumber
yang sama disebutkan, Bhatara Siwa memerintahkan Bhatara Sangkara turun ke
dunia dan beryoga. Karena yoganya muncullah berbagai tumbuhan dengan berbagai
jenis nama dan rupa. Pada saat inilah Sang Hyang Sangkara disebut Sang Hyang
Rambut Kelapa.Kutara Purana Bangsul dengan gamlang mengabarkan kepada kita
bahwa setiap pohon di bumi ini tumbuh dan berbiak atasrahmat Dewa Sangkara.
Karena itu tak ada alasan untuk mengatakan pepohonan itu berhala atau materi
tanpa makna, apalagi sebagai jelmaan jin, setan, peri dan gendoruwo, karena
pepohonan ini tiada lain dari ejawantah Tuhan. Karena pemahaman inilah kemudian
orang-orang Bali memperlakukan pepohonan demikian hormat dan menyucikannya.
Pepohonan tidak
saja digunakan dalam kaitannya dengan bidang keagamaan, tetapi secara alamiah
tumbuh-tumbuhan merupakan pendukung kehidupan.Karena itulah, tindakan
menyayangi tetumbuhan sebenarnya tidak lebih dari merawat keberlangsungan hidup
sendiri.Karena keberlangsungan hidup pepohonan, baik tanaman pangan atau bukan
merupakan jaminan kehidupan manusia.
2.2 Upacara Yadnya dari Sarwa Tumuwuh
Antara upakara/banten dan tumbuh-tumbuhan
mempunyai hubungan yang sangat erat.Karena sarana utama dari pembuatan banten adalah tumbuh-tumbuhan (patram, puspam, phalam) demikian
disebutkan Bhagawangita IX sloka 26. Mengingat besarnya arti dan makna banten tentulah penggunaan daun, bunga
dan buah yang digunakan sebagai sarana banten
tetap memperhatikan beberapa aspek, seperti kesucian, makna filosofis
theologies (symbol-simbol Ketuhanan), mitologi dari sarana-sarana tersebut
serta aspek-aspek lain yang mendasari keyakinan umat dalam melaksanakan upacara
yadnya. Pelaksanaan yadnya muncul sebagai akibat adanya Tri Rna/Rnam atau tiga hutang, yakni kepada leluhur, kepada para
Maha Rsi dan utang kepada Tuhan.
Hal ini disebutkan
dalam Bhagawangita III.10 yaitu Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala
isinya atas dasar yadnya. Sudah sepantasnya apa yang kita nikmati, sebelumnya
dipersembahkan dahulu kepada-Nya kalau tidak ingin disebut sebagai pencuri.
Dalam konsep ini tentu sangatlah ironis jika kita memanfaatkan segala hasil
dari tumbuh-tumbuhan (sarwa tumuwuh)
tanpa mau beryadnya untuk alam demi kelestarian alam tersebut.Antara
pemanfaatan dari dari sarwa prani,
baik sebagai yadnya maupun sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, harus
dikembangkan pula konsep serta tindakan pelestarikandari sarwa tumuwuh tersebut.Seperti disebutkan dalam sloka III.14, yaitu
“Adanya makhluk karena makanan, adanya
makanan karena hujan, adanya hujan karena yadnya, adanya yadnya karena karma.”Tentu
makhluk hidup termasuk manusia tidak bisa hidup tanpa makanan. Tentu bahan makanan
tidak akan tersedia tanpa adanya hujan (air). Sudah barang tentu kekeringan
akan melanda jagat raya, hujan tidak akan mau turun tanpa adanya kesadaran
untuk beryadnya pada lingkungan.
Secara prinsip Hindu
keharmonisan dengan alam dan lingkungan dengan mempersembahkan hasil pertanian
(patram, palam, puspam) sebagai
sarana upacara yadnya merupakan ciri besar dari Agama Hindu tidak jauh dari
alam lingkungan alam sekitarnya. Selain itu memang agama Hindu yang ramah
akanlingkungannya, dimana penggunaan sarwa
tumuwuh sebagai sarana upacara memang secara tegas disebutkan pula dalam
Bhagawangita sloka 26 seperti yang telah disebutkan diatas.
Dalam konsep cakra
yadnya, maka antara yang mempersembahkan dan yang dipersembahkan sama-sama
memiliki nilai positif. Seperti yang disebutkan dalam Manawa Dharmasastra V.40,
bahwa penggunaan sarwa prani
bertujuan untuk mendoakan, agar semua sarwa
prani tersebut menjadi meningkat dalam penjelmaannya yang akan datang.
Demikian kualitas dan kuantitas dari keturunan selanjutnya. Persembahan sarwa tumuwuh (patram, palam, puspam) sebagai sarana upacara merupakan sebagai
media untuk menambahkan nilai-nilai
pelestarian alam pada jiwa setiap umat.Penggunaan sarwa prani sebagai sarana keagamaan adalah suatu upaya niskala dalam wujud ritual
keagamaan.Setiap langkah niskala seyogyanya
ditindaklanjuti dengan langkah sekalaa
atau nyata.
2.3 Manfaat Serta Kegunaan Dari Tanaman Upakara
2.3.1 Daun
2.3.1.1
Janur Kelapa Gading
Dalam
Usana Bali dikisahkan, Dewa Pasupati yang berstana di Gunung Maha Meru mengutus
anaknya Dewa Putra Jaya serta Dewi Danuh untuk pergi dan berstana di
Bali.Beliau diharapkan menjadi junjungan bagi umat di Pulau Bali.Sebelum
keberangkatannya ke Bali, Dewa Pasupati memberikan wejangan kepadanya.Demikian
pula Dewa Pasupati memberikan kain kepada Dewa Putra Jaya (Dewa Maha Dewa) dan
Dewi Danuh sebagai bekal dalam perjalanan menuju ke Bali.
Sungguh
ajaib, dengan kemahakuasaan-Nya kain yang diberikan tersebut terbuat dari janur
kelapa gading.Setelah memberikan kain tersebut Dewa Pasupati berkata, “Wahai
anakku Putra Jaya dan Dewi Danuh, mudah-mudahan ananda selamat dalam perjalanan
dan selamat sejahtera menikmati keadaan di Bali serta menjadi junjungan umat di
pulau Bali.”
Kini
janur sangat banyak digunakan sebagai sarana jejahitan dalam membuat banten
atau upakara.Janur warnanya kuning, melambangkan kemakmuran dan kesemarakan
sebuah persembahan. Reringgitan
(tetuwasan) melambangkan kelanggengan dan kesungguhan hati sang melaksakan
persembahan. Kini bagi umat Hindu, janur termasuk pula daun kelapa yang sudah
tua yang disebut selepan digunakan
sebagai sarana utama untuk membuat upakara, disamping dengan sarana yang
lainnya.
Tepi Janur Pantang
Untuk Bahan Upakara
Bagi
ibu-ibu yang biasa mejejaitan membuat sarana upacara, maka biasanya pada bagian
tepinya yang berwarna cenderung hijau ini selalu dibuang.Selain Nampak tidak
indah secara filosofis dikaitkan dengan cerita Sang Mayadenawa seperti yang
dikisahkan dalam Usana Bali.
Cerita
ini berkaitan erat dengn kekalahan dari Sang Mayadenawa melawan pasukan Dewa
Indra.Dari kelahan tersebut lantas Sang Mayadenawa berusaha untuk menyelamatkan
diri dengan bersembunyi.Ia lari naik keatas pohon kelapa serta bersembunyi di
dalamnya berubah wujud menjadi janur. Ketika janur mau ditebas ia berubah lagi
menjadi Sang Mayadenawa.
Mayadenawa
sebagai symbol Raja Raksasa yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Karena
kesaktian dan keangkuhannya membuatnya takabur.Menyamakan dirinya dengan
kemahakuasaan yang dimiliki Tuhan, walau kenyataannya tidak seperti itu. Hal
inilah yang menyebabkan ia melarang umat manusia untuk memuja apalagi
mempersembahkan upacara kepada Tuhan. Namun karena kesombongan dan
keangkuhannya membuatnya menjadi celaka.Untuk itulah bagi umat yang menggunakan
janur sebagai bahan upakara selalu membuang tepi janur.Selain Nampak kurang
indah secara filosofis mengandung makna membuang segala keangkuhan dan
kesombongan dalam melaksanakan upacara yadnya.
2.3.1.2
Alang – Alang
Banyak
kisah yang menguraikan dari fungsi alang-alang dalam agama Hindu.Seperti dalam
naskah Siwa Gama maupun dalam Adi Parwa.Termasuk pula kisah dari para balian,
bahwa alang-alang merupakan senjata ampuh yang mematikan yang sering digunakan
berperang di alam gaib.
Mengenai
kegunaan alang-alang bagi umat Hindu sering digunakan sebagai sarana penglukatan.Selain itu juga digunakan
saat upacara pawintenan, yakni dengan membuat alang-alang sebagai Cirowista
yang digunakan untuk mengikat kepala dari orang yang mewinten.
Ujung
alang-alang yang runcing itu merupakan senjata gaib, untuk melebur dosa dan
nertapa, penderitaan.Ujung yang tajam itu berperan sebagai simbol pedang dan
lambang kekekalan dan keabadian.Daunnya yang runcing melambangkan seperti
perjalanan manusia yang menghadap kepada-Nya yang bertahta dalam hati.Semakin
jelas Cirowista yang terbuat dari alang-alang adalah amat suci, yang disebut
dengan istilah diwyam.Kegunaan
lainnya ialah sebagai karowista, sheet (ikat)
mingmang, Nyasa Ciwa Lingga.
Alang-alang dan Keagungan
Cirowista
Alang-alang
dalam bahasa Bali disebut ambengan.Secara niskala sebagai sarana penyucian
ambengan dapat membuat segala sesuatu menjadi suci, itulah salah satu kegunaan
dari ambengan.
Pemasangan
crowista sebagai gelung (ikat kepala)
pada kepala orang suci (Sulinggih) ketika menyelesaikan suatu upacara dan pada
orang-orang yang diupacarai, dimaksudkan untuk menjadikan badan suci, sehingga
Sang Hyang Widhi berkenan bertahta di dalam diri kita.Prosesi ini dilaksanakan
saat pembersihan diri pabyakalan.
Proses ini mengandung makna ketika sudah diikatkan cirowista di kepala bertanda badan sudah suci, selanjutnya barulah natab yang mengandung makna upacara juga
dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan bertahta dalam
hati yang telah dilakukan di proses penyucian sebelumnya.
Adapun
kasiat dari tanaman alang-alang ini ialah :
a. Manfaat akar alang-alang yaitu untuk
obat penurun panas demam. Caranya : ambillah beberapa batang akar rumput alang
alang , cuci hingga benar-benar bersih. Kemudian untuk mempermudah potonglah
kecil-kecil hingga satu sendok makan. Selanjutnya direbus dengan dua gelas air
hingga mendidih dan diperoleh setengahnya (satu gelas) saja. Angkat dinginkan.
Setelah itu minumlah air rebusan akar alang alang tersebut. (Untuk sekali
minum). Minumlah dua kali sehari pagi dan sore.
b. Untuk obat pencuci ginjal.
Sesungguhnya akar rumput alang alang ini mengandung asam kersik, damar dan
logan alkaki yang berfungsi sebagai penurun panas dan pembersih ginjal. Sebab
ramuan ini dapat memperbanyak air seni.
c. Manfaat akar alang-alang untuk
mengobati darah tinggi. Ambil akar alang-alang secukupnya. Bersihkan dan rebus
hingga mendidih. Minum bisa sesudah dingin. Ini dapat mengurangi tekanan darah
tinggi.
d. Manfaat akar alang-alang untuk mencegah
pendarahan. Ambil beberapa lembar daun alang-alang yang masih muda. Tumbuklah
daun tersebut hingga lembut. Tempelkan pada luka. Ini dapat mencegah
pendarahan. Lakukan penyembuhan sejak dini.
e. Manfaat akar alang-alang untuk sakit
saluran kencing. Ambil alang-alang dan akar enau(aren) secukupnya. Bersihkan
dan rebus dengan 10 gelas air. Angkat bila sudah mendidih dan dinginkan. Minum
ramuan ini 3 x sehari selama 15 hari berturut-turut. Ini dapat menyembuhkan
sakit saluran kencing (kalenjar prostaat membesar).
2.3.1.3
Daun Sirih
Sirih
secara teologis merupakan lambang Dewa Wisnu.Hal ini bisa kita lihat dalam
penggunaan daun sirih sebagai sarana porosan. Daun sirih yang dicampur dengan
pamor dan buah pinang. Daun sirih sebagai lambang Wisnu, pamor atau kapur
sebagai lambang Iswara serta pinang sebagai lambang Dewa Brahma. Porosan
merupakan salah satu pelengkap dari pembuatan canang.Daun sirih digunakan pula sebagai penyanangan.
Kata canang
berasal dari bahasa jawa kuno yang pada mulanya berarti sirih yang
dipersembahkan kepada tamu yang amat dihormati.Pada jaman dahulu tradisi makan
canang merupakan tradisi yang sangat dihormati. Seperti yang disebutkan dalam
Kakawin Nitisastra yang dikutip I Gusti Ngurah Sudiana disebutkan “masepi tikang waktra tan amucang wang”.
Yang artinya sepi rasanya mulut itu tiada makan sirih.Dengan demikian selain
sebagai simbul Tuhan, daun sirih juga digunakan sebagai tanda penghormatan
tamu.
Adapun
khasiat dari daun sirih yaitu :
a.
Mengatasi Mimisan
Telah diketahui oleh banyak orang
bahwa khasiat daun sirih dapat mengatasi mimisan, caranya hanya cukup ambil 1
atau 2 lembar daun sirih lalu kemudian cuci sampai bersih.Memarkan daun sirih
dan gulung sampai pas untuk disumbatkan di hidung yang terkena mimisan.
b. Mengatasi
Batuk
Jika terserang batuk lebih baik mencoba daun sirih untuk
mengobatinya, caranya rebus 10-15 lembar daun sirih, kemudian biarkan air
rebusan daun sirih tersebut menjadi dingin. Campurkan dengan madu ataupun
dengan gula agar lebih manis saat diminum.
c. Mengatasi
Jerawat
Khasiat sirih sangat baik untuk
menyembuhkan jerawat, caranya ambil 8-10 lembar daun sirih.Cuci sampai bersih,
kemudian bisa diremas atau ditumbuk kasar dan seduh dengan menggunakan air
panas.Setelah itu, gunakan seduhan air panas daun sirih tersebut untuk membasuh
muka.Cara ini bisa dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sehari.
d. Menghilangkan
Bau Badan
Jika kita memiliki masalah dengan
yang namanya bau badan, maka khasiat daun sirih juga baik untuk menghilangkan
bau badan.Caranya, ambil 5 lembar daun sirih dan rebus dengan 2 gelas
air.Ketika air telah berkurang satu gelas, seduh kembali.Rebusan air daun sirih
tersebut diminum saat siang hari agar manfaatnya dapat terasa.
e. Mengobati
Koreng Dan Gatal-gatal
Khasiat sirih juga sangat baik untuk
mengobati koreng dan juga gatal-gatal.Caranya, ambil 15-20 lembar daun sirih,
lalu cuci sampai bersih dan kemudian rebus.Gunakan air rebusan daun sirih
tersebut untuk mandi selagi hangat, atau bisa juga dengan hanya membasuh saja
yang terkena gatal.
f. Mengobati
Luka Bakar
Untuk mengobati luka bakar bisa juga
dengan menggunkan sirih.Caranya sangat mudah, ambil beberapa lembar daun sirih
lalu kemudian cuci dan peras airnya.Tambahkan sedikit madu danoleskan di kulit
yang terkena luka bakar.
g. Mengatasi
Bronkitis
Jika terserang bronkitis maka bisa
diatasi dengan daun sirih.Caranya mudah, cuci sampai bersih 7 lembar daun sirih
kemudian rebus bersama dengan sepotong gula batu dan dua gelas air
bersih.Tunggu sampai tersisa menjadi satu gelas.Minum air rebusan daun sirih
tersebut sehari tiga kalimasing masing sepertiga gelas.
Di
atas merupakan ulasan dari khasiat sirih pada umumnya.Sebenarnya khasiat
dan manfaat sirih yang lainnya juga masih banyak, seperti halnya dapat
mengobati keputihan, mengobati sariawan, menghentikan gusi berdarah,
menghilangkan bau mulut dan masih banyak lagi.
2.3.1.4
Dapdap Taru Sakti
Tumbuhan
dapdap merupakan salah satu tumbuhan yang gampang tumbuh, oleh karena itu
tumbuhan ini disebut Taru Sakti.Taru sakti selain memang gampang tumbuh dimana
saja, secara filosofis memiliki makna tumbuhan sebagai pemarisudha, atau
pembasmi segala kotoran.Daun dapdap digunakan dalam upakara pemarisudha atau
banten prayacita.
Adapun
khasiat dari tanaman dadap ini adalah :
a. Melancarkan
ASI
Daun dadap muda dapat digunakan sebagai sayuran yang
berkhasiat memperbanyak air susu ibu, membuat tidur lebih nyenyak dan bersama
dengan bunganya untuk melancarkan haid.
b. Mengobati
cacingan, dan disentri
Sari daun dadap yang dicampur madu dapat digunakan untuk
mengobati cacingan; sari daun dadap yang dicampur minyak jarak (kasteroli)
digunakan untuk menyembuhkan disentri.
c. Meringankan
rematik
Daun dadap yang dipanaskan digunakan sebagai tapal untuk
meringankan rematik.Pepagan (kulit batang) dadap memiliki khasiat sebagai
pencahar, peluruh kencing dan pengencer dahak.
d. Sakit
Perut
Gunakan tapel pada perut dengan ramuan dibawah ini untuk
mengobati perutmulas, tinja berlendir dan berdarah : tumbuk halus daun
dadap serep segar dan daun sosor bebek secukupnya, tambahkan sedikit air.
Kemudian balurkan pada bagian perut, ulangi setiap 3 jam sekali.
e. Demam
Dadap serep dapat digunakan sebagai obat penurun panas
dengan cara mengompres dengan daun Serep yang dipipis halus.
f. Mencegah
Keguguran
Daun dadap dapat digunakan untuk mencegah keguguran, dengan
cara mengompres perut dengan daun dadap serep yang dipipis halus, selain
tentunya istirahat yang cukup. Gunakan gurita agar kompresan tersebut
dapat bertahan lama.
2.3.1.5Andong
Merah
Kalau
dilihat dari perkembangannya tembok
penyengker (pembatas rumah) orang zaman dahulu membuatnya dari berbagai
jenis tanaman.Selain tumbuhan berduri pohon andong merah merupakan salah satu
tanaman yang sering digunakan sebagai penyengker
rumah.Secara teologis warna andong yang merah melambangkan Brahma.Selain
digunakan sebagai plawa, daun andong merah juga digunakan sebagai sarana sampyan atau sesayut.Penggunaan daun ending sebagai jejahitan biasanya dalam
perayaan hari Tumpek Landep.
Adapun
khasiat dari andong merah ini ialah rasa Tanaman Andong manis, tawar, dan
bersifat sejuk. Tanaman Andong dapat berkhasiat sebagai penyejuk darah,
menghentikan perdarahan (hemostatic), dan menghancurkan darah beku pada saat
memar.
Bagian Tanaman yang digunakan daun,
bunga, dan akar juga dapat berkhasiat untuk obat. Daun andong digunakan untuk pengobatan :
a. TB
Paru disertai batuk darah
b. Keluar
bercak darah sewaktu hamil (kemungkinan keguguran), darah haid keluar sangat
banyak, urine berdarah (hematuria), wasir berdarah, dan luka berdarah.
c. Diare,
disentri
d. Nyeri
lambung dan ulu hati.
Cara Pengobatan Tanaman Andong :
1.
Untuk mengobati Urine
berdarah, batuk darah dan haid yang terlalu banyak, yaitu rebus daun andong
segar (60-100 g) atau akar andong yang kering (30-60 g) dengan tiga gelas air
hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan dibagi dua sama banyak,
diminum buat pagi dan sore hari.
2.
Untuk mengobati Diare
atau Disentri yaitu rebus daun andong segar (60-100 g) atau bunga andong kering
(10-15 g) dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin
kemudian saring dan ditaruh kedalam tiga gelas, untuk diminum pagi, siang dan
malam hari.
3.
Untuk mengobati Wasir
yaitu cuci daun andong tiga helai dan daun wungu tujuh helai yang masih segar,
kemudian potong-potong dan rebus dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga
tersisa cuma satu gelas. setelah dingin kemudian saring dan diminum. Lakukan
setiap hari sampai sakitnya hilang.
4.
Untuk mengobati
sengatan binatang berbisa yaitu giling sampai halus daun andong segar, lalu
panaskan diatas api, selagi masih hangat kemudian urapkan pada bagian tubuh
yang tersengat, dan dibalut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.
5.
Untuk mengobati radang
gusi yaitu Kikis kulit kayu andong secukupnya. Tambahkan garam sedikit sambil
diaduk sampai rata, kemudian oleskan pada bagian gusi yang meradang.
2.3.1.6
Daun Temen
Daun
temen berwarna kemerah-merahan. Penggunaan daun temen sebagai sarana upacara
yadnya sebagai salah satu bahan dari sekar
ura. Sekar ura yakni beras kuning
yang dicampur dengan daun temen yang telah diiris-iris yang biasanya dalam
perjalanan ke kuburan ditaburkan sekar ura. Penaburan sekar ura adalah lambang
perpisahan antara beliau yang meninggal yang jenazahnya sedang di usung ke
setra dengan yang masih hidup di dunia maya ini. Selain itu, daun temen ini
digunakan dalam pembuatan banten pesucian, perangkatan.
Adapun
khasiat dari daun temen atau disebut dengan daun ungu ialah :
a. Untuk obat ambeien. Caranya, ambil 3-7
lembar daun ungu dan adas pulawaras. Rebus dengan tiga gelas air sampai
mendidih. Setelah itu airnya disaring dan diminum sekali setiap pagi hari
secara teratur.
b.
Mengatasi masalah buang air seni tidak lancar, daun ungu juga bisa
membantu. Ambil 1-2 genggam daun ungu serta adas pulawaras. Semua bahan itu
ditumbuk sampai benar-benar halus. Hasil tumbukan itu dioleskan pada bagian
perut seperti layaknya param.
c.
Haid
yang tidak lancar juga bisa diatasi oleh daun ungu ini. Caranya, daun ungu
dikeringkan dan ambil sekitar tiga sendok. Daun ungu itu kemudian direbus
dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas saja. Setelah
itu disaring dan diminum tiga hari menjelang datang bulan.
d. Mengobati
sakit bisul, yaitu dengan cara ambil dua lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. Daun
ungu itu kemudian diolesi minyak kelapa dan panggang di atas api. Dalam keadaan
hangat, tempelkan daun ungu itu pada bagian yang sakit.
2.3.1.7
Pandank Berduri
Pandan berduri sering
digunakan oleh umat Hindu khususnya di Bali untuk menandai sesuatu agar
terhindar dari gangguan makhluk-makhluk jahat, baik secara sekala maupun
niskala.Daun pandan ini sering ditaruh pada sarana upacara, bangunan-bangunan
suci yang baru di bangun dan belum di upacarai atau ditanam di dekat penanaman
ari-ari.Selain itu, daun pandan berduri sering digunakan pada saat menjelang
Tumpek Wayang. Pada beberapa tempat di Bali
diletakkan pada bangunan-bangunan suci, rumah atau tempat-tempat yang
lainnya. Dengan pemasangan pandan berduri, Sang Kala diharapkan tidak akan
berani masuk dan mengganggu umat manusia. Ini dikaitkan pula cerita Betara Kala
yang mengejar adiknya Sang Kumara untuk disantap menjadi mangsanya.
2.3.1.8 Pandan
Arum
Daun pandan biasanya
digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan pada canang sari yaitu daunnya
untuk kempang rampai, digunakan dalam pembuatan tirta, dan lain sebagainya.
Adapun khasiat dari daun pandan arum ini yaitu :
a. Menghilangkan
ketombe
Caranya yaitu dengan menumbuk daun
pandan sampai halus, kemudian peras dan saring sehingga didapatkan air pandan
yang wangi.kemudian oleskan ke seluruh bagian rambut yang memiliki ketombe dan
ulangi secara berkala sampai ketombe menjadi hilang.
b. Sebagai penenang
bagi yang lagi galau ataupun gelisah
Ambilah 3 lembar daun pandan, cuci
bersih.kemudian seduh dengan segelas air panas dan tambahkan madu jika perlu,
setelah itu minum selagi masih hangat.
c. Menghitamkan rambut
Caranya ambil daun pandan sebanyak
10 lembar, kemudian potong-potong sepanjang 2-3 cm, lalu rebus dengan air putih
sebanyak 2 gelas, sehingga dihasilkan air rebusan menjadi 1 gelas.Kemudian
diamkan selama satu malam (diembunkan).Ambil 3 buah mengkudu masak, kemudian
parut sehingga menghasilkan air perasan.Setelah itu campurkan air perasan mengkudu
tadi dengan air pandan dan pakailah layaknya sampo pada rambut anda secara
merata,kemudian bilas sampai bersih dengan air putih dan dilakukan seminggu 3-4
kali.
d. Menurunkan Darah
Tinggi
Caranya adalah dengan merebus daun
pandan dengan air putih 2 gelas hingga didapatkan sisa 1 gelas air saja.Setelah
itu minum pada pagi hari dan sore hari,sehingga darah tinggi anda normal.
e. Rematik dan pegal
linu
Ambillah 3 lembar daun panda terus
iris-iris tipis,kemudian campurkan dengan setengah gelas minyak kelapa
panas(diseduh) dan aduk-aduk sampai daun pandan menjadi layu, setelah itu
dinginkan. Kemudian campurkan ramuan tadi dengan minyak kayu putih dan oleskan
terhadap bagian yang terkena rematik ataupun pegal linu
f. Penambah Nafsu
makan
Caranya
ambilah daun pandan sebanyak 2 lembar kemudian rebus dengan air putih 2 gelas
sampai menyisakan 1 gelas,setelah itu minum pada pagi dan sore hari.Jika perlu
campurkan dengan madu sebagai penambah rasa manis.
2.3.1.9 Kelor
Kelor
biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan dari banten upakara yaitu
dalam banten caru, eteh-eteh gelar sanga dan lain sebagainya. Adapun khasiat
dari kelor ini ialah :
a. Rematik,
Nyeri dan Pegal Linu
Tumbuk halus dua gagang daun kelor dan setengah sendok makan
kapur sirih lalu gosok ke bagian tubuh yang sakit sebagai param.
b. Sakit Mata
Tumbuk halus tiga gagang daun kelor dan diberi air satu
gelas, aduk sampai merata, diamkan sampai ampasnya mengendap dan gunakan airnya
sebagai tetes mata.
c. Cacingan
Rebus tiga gagang daun kelor, satu gagang daun cabai, 1-2
batang meniran dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas,
saring rebusan air tersebut dan diminum rutin setiap hari.
d. Alergi
Rebus tiga gagang daun kelor, satu siung bawang merah, adas
pulasari secukupnya tambahkan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal dua
gelas, kemudian disaring dan minum rutin setiap hari.
e. Herpes,
Kurap dan Luka Bernanah
Tujuh gagang daun kelor ditumbuk sampai halus dan tempelkan
ke bagian yang luka sebagai obat luar.
f. Menghilangkan
Flek Wajah
Pilih beberapa lembar daun kelor yang masih muda, ditumbuk
sehalus mungkin dan gunakan sebagai bedak atau dicampur dengan bedak.
g. Penghancur
Batu Ginjal
Daun
kelor dibuat sayur bening, dimakan rutin setiap hari selama kurang lebih satu
bulan, batu ginjal akan luruh dan keluar bersama air kencing.
2.3.1.10
Kayu Cendana
Penggunaan
cendana bagi umat Hindu sangatlah banyak.Karakteristik dari kayu cendana
yangdapat menimbulkan bau harum membuat kayu cendana banyak digunakan dalam
kegiatan keagamaan bagi umat Hindu, baik itu sebagai bangunan suci atau
pelinggih maupun pratima atau pralingga Ida Betara.Digunakan pula sebagai bahan
pasepan dan dupa.Dengan baunya yang harum dapat mengantarkan menuju sebuah
keheningan dan kemantapan hati dalam melakukan pemujaan.Dalam bidang
pengobatan, kayu cendana yang mempunyai sifat sejuk baik digunakan untuk
mengobati luka memar.Bagi luka memar, kayu cendana digosokkan pada sebuah
tempat yang berasal dari tanah liat, kemudian dicampurkan dengan sedikit
air.Hasil dari gosokan kayu cendana ini dioleskan pada bagian luka yang memar
tersebut. Secara teologis, cendana adalah sebagai symbol Parama Siwa seperti
disebutkan dalam lontar Usana Bali.
2.3.2 Bunga
Kata
bunga sering digunakan sebagai kata untuk memanifestasikan sebuah keagungan,
keindahan, ketulusikhlasan dan kesucian.Mengenai arti dan makna bunga sebagai
sarana yang digunakan dalam upacara keagamaan memiliki makna yang sangat
penting.Sebagai sarana pemujaan artinya sebagai sarana yang digunakan untuk
memuja sebagai perwakilan serta ungkapan hati yang tulus ikhlas yang memuja
sebagai ungkapan terimakasihnya kepada Hyang Widhi.Bunga sebagai symbol
perwujudan dari Sang Hyang Widhi dengan segala prabawanya.
2.3.2.1
Bunga Padma
Bunga
padma atau teratai tergolong bunga yang bermutu tinggi ditinjau dari sudut
agama Hindu.Bentuknya yang berlapis-lapis seperti halnya lapisan alam semesta
atau disebut Patalaning Bhuana.Dalam
lontar Dasa Nama, bunga padma disebut dengan Raja Kusuma atau raja bunga.Demikian pula dilambangkan sebagai
sthana Hyang Widhi yang sering disebut dengan Asta Dasa Dala.Adapun
khasiat dari bunga padma atau teratai ini adalah :
a. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang terate dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
Rimpang terate dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
b. Muntah, diare :
50 g rimpang terate dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
50 g rimpang terate dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
c. Disentri:
50 g rimpang terate dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air,
lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
50 g rimpang terate dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air,
lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
d. Darah tinggi:
a. 10 g biji terate dan 15 g tunas biji terate. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji terate (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji terate digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
a. 10 g biji terate dan 15 g tunas biji terate. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji terate (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji terate digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
e. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat
untuk penderita jantung dan lever:
100 g rimpang terate dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
100 g rimpang terate dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
f.
Keluar
darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar terate dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
Ruas akar terate dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
2.3.2.2 Kembang Sepatu
Kembang sepatu atau dalam bahasa Bali disebut dengan
bunga pucuk biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan dalam sesayut
ngraja swala, dan juga kalpika. Adapun khasiat dari bunga ini ialah :
a.
Sebagai
kosmetik
Orang-orang biasanya memanfaatkan kembang ini
untuk menumbuhkan rambut dan perawatan kesehatan
kulit kepala. Selain itu mereka juga percaya, bunga dan daun kembang sepatu
dapat membantu menghitamkan rambut. Oleh karena itu, cocok dipakai sebagai
maskara dan pengganti pensil alis. Cara pembuatannya adalah daun dan bunga
sepatu, ditumbuk kasar, lalu diremas-remas dengan penambahan air sedikit demi
sedikit.
Hasilnya adalah pasta kental yang dapat langsung digunakan sebagai shampo dan conditioner, serta untuk membersihkan rambut dan kulit kepala.Karena khasiat itu, maka orang India mencampurkan bunga sepatu ke dalam minyak kelapa yang kemudian dididihkan.
Hasilnya adalah pasta kental yang dapat langsung digunakan sebagai shampo dan conditioner, serta untuk membersihkan rambut dan kulit kepala.Karena khasiat itu, maka orang India mencampurkan bunga sepatu ke dalam minyak kelapa yang kemudian dididihkan.
b.
Kesehatan Reproduksi
Barangkali
kita sulit mempercayai, daun, akar dan bunga tanaman kembang sepatu sudah
digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan proses menstruasi. Pemakaian
untuk tujuan ini tidak saja dilakukan oleh masyarakat di India, tapi juga
masyarakat yang bermukim di benua lain.Rebusan daun dan bunga dari kembang
sepatu, secara turun temurun dikenal berkhasiat untuk menjaga kelancaran atau
keteraturan siklus haid, mengendalikan pengeluaran darah secara berlebihan dan
mengobati berbagai gangguan yang berhubungan dengan siklus haid. Bunga
sepatu juga dapat bermanfaat sebagai alat kontrasepsi.
c. Penyembuh Luka
Daun
dan bunga sepatu mempunyai khasiat antiseptik. Oleh karena itu dapat
digunakan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Cukup dengan cara
sederhana saja, yaitu dengan menumbuk daun dan bunga yang sudah dicuci bersih
menjadi semacam tapel dan langsung ditempelkan pada daerah yang terluka. Khasiat
itu pun sudah didukung dengan hasil penelitian ilmiah yang menggunakan ekstrak
bunga sepatu untuk penyembuhan luka buatan, pada hewan percobaan.
Hasilnya sungguh menggembirakan dan menunjukkan prospek yang baik.
2.3.2.3 Bunga Jepun atau Kamboja
Jepun atau kamboja ini biasanya dipakai oleh umat Hindu
sebagai bunga untuk canang. Selain itu jepun juga mempunyai khasiat untuk
kesehattan yaitu :
a.
Untuk sakit
bisul
Caranya siapkan beberapa lembar daun kamboja, cuci bersih daun kamboja tersebut. Lalu panaskan hingga daunnya lemes. Oleskan minyak kelapa kedaun kamboja
tersebut kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang terkena bisul, dapatpula mengunakan cara yang lain yaitu
oleskan getah kamboja secara langsung kebagian tubuh yang tekena bisul dua kali
sehari.
b. Untuk sakit disentri atau mencret
Caranya siapkan 12-24 gram bunga kamboja yang
sudah kering. Cuci sampai bersih, kemudian rebus ramuan tersebut kedalam air
tiga gelas sampai airnya berkurang menjadi satu gelas. Lalu saring ambil airnya. Minum air ramuan tersebut satu kali
sehari
c. Untuk kaki pecah-pecah
Caranya siapkan satu potong kulit kembang
kamboja. Cuci sampai bersih, kemudian rebus kulit kayu kembang kamboja
tersebut dengan volume air tiga liter hingga mendidih.Gunakan untuk merendam kaki yang pecah-pecah
selagi hangat.Lakukan dengan rutin satu kali sehari, sebaiknya dilakukan
sebelum tidur.
2.3.2.4 Bunga
Sandat atau Kenanga
Bunga sandat atau bunga kenanga ini umumnya
mempunyai enam buah lembar daun dan satu buah mahkota berwarna kuning, serta beraroma
harum dan khas. Umat Hindu di Bali
biasanya menggunakna batangnya untuk membuat petulangan dalam upakara dan
bunganya dipakai untuk penuntun pesucian, sekah pesucian, pewintenan,
penglukatan, dan lain-lain. Adapun khasiat dari bunga kenanga ini ialah mengobati
pusing, demam, mual-mual, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan obat nyeri
haid. Biasanya pemanfaatan bunga kenanga dilakukan langsung dalam bentuk segar
atau baru selesai dipetik, kemudian diseduh dengan air hangat. Selanjutnya, air
seduhan tersebut diminum.
2.3.3 Buah
Buah merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
upacara Yadnya. Persembahan buah atau biji-bijian tiada lain sebagai ungkapan
rasa syukur, cetusan rasa bhakti dan terimakasih kehadapan Hyang Widhi dengan
segala prabawa-Nya. Sebagai ungkapan rasa bhakti sudah sepantasnya
mempersembahkan segala hasil bumi termasuk buah-buahan. Karakter petani
khususnya yang beragama Hindu adalah petani yang religius. Karena setiap
tindakannya dalam usaha menggarap lahan pertanian selalu dimulai dengan
melakukan persembahan. Karena adanya sebuah keyakinan apa yang sesungguhnya
mereka tanam selain perawatan yang dilakukan hasil akhirnya diserahkan kepada
kuasa-Nya. Sebagai masyarakat petani yang religius bukanlah suatu yang
berlebihan apa yang dihasilkan dari hasil pertanian ini dipersembahkan sebagai
rasa syukur atas anugerah yang diterimanya. Adapun buah-buahan yang biasanya
dipakai oleh umat Hindu dalam upacara Yadnya adalah :
2.3.3.1
Kelapa
Salah satu
buah yang sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan umat Hindu di Bali
yaitu kelapa. Kelapa merupakan unsur terpenting dari berbagai jenis kelengkapan
upakara seperti dalam upakara keagamaan Hindu seperti Padudusan, Pecaruan Rsi
Gana, Labuh Gentuh dan pecaruan besar lainnya. Kelapa gading di barat untuk
Dewa Mahadewa, Kelapa Bulan (warna putih) di timur untuk Dewa Iswara.Kelapa
Gadang (hijau) di utara untuk Dewa Wisnu.Kelapa Udang di selatan untuk Dewa
Brahma.Kelapa Sudamala (Wiswa warna, campuran keempat warna yang telah
dikemukakan) di tengah untuk Dewa Siwa. Jenis kelapa yang lain dan juga
digunakan dalam kelengkapan upakara adalah kelapa Bojog, Rangda, Mulung, dan
Julit. Penanamannya di luar “natah” dapat disekitar dapur, areal pekarangan,
tegalan.
Manfaat
dan khasiat dari air kelapa muda untuk kesehatan:
1.
Mengobati penyakit demam berdarah dengan meminumnya secara
rutin dan teratur,
2.
Menghilangkan rasa lelah dan lesu akibat kegiatan yang padat
3.
Mengobati perut cacingan pada tubuh anak-anak. Dengan
menambahkan sedikit sari jeruk pada setiap gelas air kelapa muda. Sebaiknya
diminum teratur 3x sehari
4.
Memperlancar buang air kecil atau sebaliknya mengurangi
lancarnya buang air kecil. Karena air kelapa muda berkhasiat untuk membersihkan
saluran kemih
5.
Pembasmi cacing pada saluran usus. Dengan meminum air kelapa
muda dengan teratur 3x sehari ditambah 1 sdt minyak zaitun
6.
Mencukupi kebutuhan cairan bagi ibu/wanita yang sedang hamil
7.
Sebagai penetralisir untuk orang yang sedang mabuk yang
disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu
8.
Air kelapa muda disinyalir mengandung anti virus, anti
bakteri, dan anti jamur yang sama seperti yang terkandung pada air susu ibu
9.
Mampu menjaga fungsi pencernaan atau metabolisme dalam tubuh
10. Sebagai pereda mual-mual dan muntah-muntah
11. Disinyalir mampu memecah batu
ginjal. Air kelapa berkhasiat melunakkan kerak dalam ginjal
12. Merupakan cairan isotonik yang baik
untuk menjaga kebugaran tubuh.
Manfaat
dan khasiat buah kelapa antara lain :
1. Anti racun, sebagai penawar racun
yang baik
2. Mengatasi panas dalam
3. Menurunkan sakit panas atau panas
demam
4. Sebagai obat mujarab demam berdarah
5. Pencegah Influenza
6. Mengatasi penyakit kencing batu
7. Mengurangi rasa sakit saat haid
8. Membasmi cacing kremi
9. Mengurangi rasa sakit gigi
10. Mengatasi dan mengurangi ketombe.
2.3.3.2
Pisang
Pisang
merupakan salah satu tanaman yang umat Hindu manfaatkan sebagai bentuk
persembahan baik itu dari buah, daun hingga batang.Ternyata pisang tidak hanya
bermanfaat untuk upacara ritual saja, akan tetapi ditinjau secara ilmiah
ternyata pisang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
a.
Akar pisang digunakan untuk mengatasi : sesak napas (asma), airkemih (urin) mengandung darah, dan penyakit kulit.
b. Daun yang masih tergulung digunakan
untuk mengatasi : tapal dingin pada kulit yang bengkat atau lecet, disentri, haid terlalu banyak, mimisan dan perdarahan lainnya, radang tenggorok, radang otak (Epidemic encephalitis), keputihan (leukorea), danatuk, sakit dada seperti bronchitis.
c. Buah digunakan untuk mengatasi : berak darah, batuk darah, diare, disentri, tukak lambung (buah
muda), kurang
darah (anemia), panas disertai sukar buang air besar,
rasa haus, dan lemah, kulit muka kering, sariawan, menghaluskan kulit tangan dan kaki, sembelit (konstipasi), wasir (hemoroid) tekanan darah tinggi (hipertensi)
dan keracunan
alcohol kronik (alkoholisme).
d. Kulit pisang digunakan untuk
mengatasi : borok yang menyerupai kanker, kelainan kulit pada herpes, migren, hipetensi sekunder, rambut tipis dan jarang, dan luka bakar, tersiram air panas,
kemerahan pada kulit (rash).
e. Bunga digunakan untuk mengatasi : mencegah perdarahan otak dan stroke.
2.4 Tumpek Bubuh
Sebagai Hari Peringatan Tumbuh-Tumbuhan
Hari
Tumpek Bubuh adalah salah satu hari raya agama Hindu yang berdasarkan
perhitungan wuku, yang datangnya setiap enam bulan sekali. Tumpek Bubuh
tepatnya jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Wariga atau dua puluh lima hari
sebelum hari raya Galungan. Hari ini diperingati sebagai hari pemujaan kepada
Sang Hyang Sangkara, yaitu manifestasi Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai penguasa
sarwa tumuwuh. Dalam tugas-Nya
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi kehidupan di dunia ini.
Makna
dari upacara iniadalah untuk memohon kehadapan Sang Hyang Sangkara sebagai
penguasa tumbuh-tumbuhan agar tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan subur, dapat
menghasilkan bunga, buah, daun serta yang lainnya yang dibutuhkan dalam
kehidupan.Tradisi mempersembahkan banten kepada Dewa Sangkara manifestasi Tuhan
sebagai penguasa sarwa tumuwuh yang
secara khusus dipuja dalam perayaan tumpek bubuh atau tumpek pengatag.Hal ini
dilakukan dengan harapan supaya sarwa
tumuwuh dapat menghasilkan.Selanjutnya persembahan segala hasil bumi yang
dihasilkan berupa pala bungkah pala
gantung merupakan sebagai wujud rasa bhakti dan syukur kepada-Nya.
Bab
III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Tumbuh-tumbuhan merupakan sarana utama
pembuatan banten.Unsur bunga diolah sedemikian rupa ditambah dedaunan serta
buah-buahan sehingga menjadilah canang sari, daksina, dan lain
sebagainya.Tumbuh-tumbuhan tidak saja digunakan untuk upacara termasuk memenuhi
kebutuhan hdup. Tumbuh-tumbuhan merupakan ciptaan Tuhan untuk menunjang
kebutuhan makhluk hidup termasuk manusia, agar dapat melangsungkan hidupnya dan
berkembang biak. Tanpa tumbuh-tumbuhan manusia akan kehilangan oksigen yang
bersih.
Persembahan
daun, bunga dan buah tiada lain
sebagai ungkapan rasa syukur, cetusan rasa bhakti dan terimakasih kehadapan
Hyang Widhi dengan segala prabawa-Nya. Sebagai ungkapan rasa bhakti sudah
sepantasnya mempersembahkan segala hasil bumi termasuk buah-buahan. Karakter
petani khususnya yang beragama Hindu adalah petani yang religius. Karena setiap
tindakannya dalam usaha menggarap lahan pertanian selalu dimulai dengan
melakukan persembahan. Karena adanya sebuah keyakinan apa yang sesungguhnya
mereka tanam selain perawatan yang dilakukan hasil akhirnya diserahkan kepada
kuasa-Nya. Sebagai masyarakat petani yang religius bukanlah suatu yang
berlebihan apa yang dihasilkan dari hasil pertanian ini dipersembahkan sebagai
rasa syukur atas anugerah yang diterimanya.
Selain tumbuh-tumbuhan sebagai
sarana pemujaan kepada Sang Hyang Widhi, setiap tumbuh-tumbuhan apapun itu yang
kita persembahkan kepada-Nya mempunyai banyak manfaat, kegunaan serta khasiat
bagi kesehatan maupun pengobatan dari berbagai jenis penyakit.Manfaat, kegunaan
serta khasiat yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan tersebut baik itu daun,
batang, bunga dan buah dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat membantu
kehidupan manusia.
3.2 Saran
Tumbuh-tumbuhan
tidak saja digunakan dalam kaitannya dengan bidang keagamaan, tetapi secara
alamiah tumbuh-tumbuhan merupakan pendukung kehidupan.Karena ittulah, tindakan
menyayangi tumbuhan sebenarnya tidak lebih dari upaya merawat keberlangsungan
hidup sendiri.Karena keberlangsungan hidup tumbuh-tumbuhan, baik pangan atau
bukan merupakan jaminan keberlangsungan hidup manusia.Untuk itu kita sebagai
umat manusia sebaiknya menjaga dan melestarikan lingkungan kita supaya kelak
anak cucu kita dapat hidup lebih baik dari kita serta dapat memanfaatkan semua
yang ada di alamini dengan baik.
Daftar Pustaka
Putra, I Nyoman Miarta. 2009, Mitos – Mitos Tanaman Upakara. Denpasar
: Pustaka Manikgeni
Tim. 2002, Taman
Gumi Banten Ensiklopedi Tanaman Upakara. Denpasar : Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat (LPM), Universitas Udayana,
Wiana, Drs. I Ketut. 2009, Suksmaning
Banten. Surabaya : Paramita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar