Jumat, 13 Juli 2018

Tanaman Upakara


Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Yadnya adalah salah satu jalan untuk mencapai sorga selain tapa dan kirti, demikian disebutkan dalam Agastya Parwa.Mengetahui dan melaksanakan pengendalian indria (10 indria) disebut tapa, dan yadnya merupakan pemujaan kepada Sang Hyang Sivagni.Selanjutnya pembangunan tempat-tempat suci, balai masyarakat, sumber air bagi masyarakat umum dan lain-lain disebut kirti. Persembahan upakara dalam upacara yang dilakukan secara tulus ikhlas merupakan salah satu bentuk pelaksanaan yadnya disamping bentuk-bentuk yadnya yang lain.
Yadnya dalam bentuk upakara merupakan wahanauntuk menggerakkan semua isi alam dan termasuk manusianya untuk ditingkatkan menuju kehidupan yang semakin meningkat baik dalam kehidupan fisik material maupun mental spiritual.Demikian pula disebutkan dalamPanca Yadnya dari umat yang memiliki kemampuan yang tinggi sampai dengan yang paling rendah sekalipun dapat dijangkau dengan aktivitas agama dalam bentuk upacara yadnya.Karena upacara yadnya memberikan wahana pendakian secara bertahap kepada setiap umat Hindu yang melaksanakan upacara yadnya.Menurut Sathya Narayana menyatakan bahwa Agama tanpa ritual ibarat menanam padi tanpa kulitnya. Bila menanam padi, yang langsung ditanam adalah biji tanpa kulitnya, maka jelas benih itu akan mati. Namun bila benih padi yang ditanam dengan kulitnya maka ia akan tumbuh dengan suburnya. Begitulah ibaratnya agama Hindu dengan ritualnya.Contoh yang sudah tak asing lagi tentang Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yang dianalogikan seperti halnya sebutir telur.Telur yang sempurna terdiri dari kulit, putih dan kuning telur.Kulitnya diibaratkan dengan upacara atau ritual, putihnya adalah etika atau susila, dan kuning telur adalah tattwa atau filsafatnya.Upacara merupakan satu bagian penting dari agama Hindu.
Upacara adalah bagian dari Kerangka Dasar agama Hindu. Upacara yadnya sesungguhnya merupakan perwujudan doa yang divisualkan dalam symbol yang disebut upakara atau banten.  Dalam pelaksanaan upacara atau ritual mempersembahkan daun, bunga, bbuah merupakan bagian penting dari sebuah persembahan. Hal ini ditegaskan pula dalam Bhagawad Gita IX Sloka 26 yang berbunyi :
“Siapa pun yang dengan sujud bhakti kepada-Ku mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci.”
Dalam sloka tersebut secara sederhana diuraikan seperti itu, namun tingkat bhakti dan cara mengekspresikan rasa bhakti masing-masing orang tentulah berbeda. Dari perbedaan ini memunculkan bentuk-bentuk upakara yang berbeda-beda.
Tumbuh-tumbuhan merupakan sarana utama pembuatan banten.Unsur bunga diolah sedemikian rupa ditambah dedaunan serta buah-buahan sehingga menjadilah canang sari, daksina, dan lain sebagainya.Tumbuh-tumbuhan tidak saja digunakan untuk upacara termasuk memenuhi kebutuhan hdup. Tumbuh-tumbuhan merupakan ciptaan Tuhan untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup termasuk manusia, agar dapat melangsungkan hidupnya dan berkembang biak. Tanpa tumbuh-tumbuhan manusia akan kehilangan oksigen yang bersih. Tumbuh-tumbuhan memegang peranan penting sebagai penunjang kehidupan. Selain digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi, tumbuh-tumbuhan juga mempunyai manfaat serta kasiat untuk mengobati segala macam penyakit. Dalam Yajur Veda XXIX.35 diuraikan sebagai berikut :
“Tanam-tanaman memberi makan dan melindungi alam semesta,
Oleh karena itu disebut sebagai para Ibu.”
Dari uraian di atas sudah jelas mengenai manfaat tanaman termasuk bunga, sebagai sarana penetralisasi akibat negative yang ditimbulkan oleh alam makrokosmos dan mikrokosmos.Tanaman disebut sebagai vanaspatih samite yaitu tanam-tanaman menyingkirkan akibat buruk.
Upacara yadnya tidak hanya disikapi sebagai permohonan yang vertical kepada Tuhan, tetapi juga bermakna untuk menanamkan nilai-nilai yadnya itu kepada diri manusia sendiri.Ini berarti penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai sarana upacara yadnya bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pelestarian alam pada jiwa setiap umat. Dengan nilai tersebut akan tumbuh upaya nyata untuk memelihara dengan sungguh-sungguh kesejahteraan alam tersebut.


Bab II
Pembahasan

2.1 Mitologi Adanya Tumbuh – Tumbuhan
Dalam Kutara Kurana Bangsul disebutkan, Bhatara Siwa memerintahkan para dewata untuk turun ke bumi Bangsul guna menciptakan berbagai jenis pepohonan.Semua ini dititahkan supaya pepohonan tersebut bisa digunakan sebagai bahan membuat Perahyangan (pelinggih) maupun perumahan.
Untuk memenuhi titah Bhatara Siwa, maka turunlah Sanghyang Bhatara Tunggal yang memunculkan kayu piling (sangat utama) sehingga disebut widhiningtaru.Pohon ini sangat bagus untuk membuat berbagai tempat suci atau Parahyangan. Selanjutnya turun Bhatara Guru kemudian beryoga dan menciptakan kayu cendana wangi (dewanya kayu) baik untuk berbagai tempat suci. Selanjutnya Bhatara Siwa beryoga dan terciptalah majegau, Bhatara Brahma menciptakan kayu naga sari.Sanghyang Sada Siwa menciptakan kayu padmasari, Bhatara Siwa menciptakan cempaka kuning. Begitu juga Sanghyang Wulan menciptakan cempaka putih dari hasil yoganya, Bhatara Indra menciptakan kayu suren, Bhatara Bayu Menciptakan pohon waru, Iswara ngemedal aken kayu gentawas, Bhatara Kala menciptakan kayu berkali-kali seperti klampuak, kelincung, kalijo, kalanggahan dan kliki.
Dalam sumber yang sama disebutkan, Bhatara Siwa memerintahkan Bhatara Sangkara turun ke dunia dan beryoga. Karena yoganya muncullah berbagai tumbuhan dengan berbagai jenis nama dan rupa. Pada saat inilah Sang Hyang Sangkara disebut Sang Hyang Rambut Kelapa.Kutara Purana Bangsul dengan gamlang mengabarkan kepada kita bahwa setiap pohon di bumi ini tumbuh dan berbiak atasrahmat Dewa Sangkara. Karena itu tak ada alasan untuk mengatakan pepohonan itu berhala atau materi tanpa makna, apalagi sebagai jelmaan jin, setan, peri dan gendoruwo, karena pepohonan ini tiada lain dari ejawantah Tuhan. Karena pemahaman inilah kemudian orang-orang Bali memperlakukan pepohonan demikian hormat dan menyucikannya.
Pepohonan tidak saja digunakan dalam kaitannya dengan bidang keagamaan, tetapi secara alamiah tumbuh-tumbuhan merupakan pendukung kehidupan.Karena itulah, tindakan menyayangi tetumbuhan sebenarnya tidak lebih dari merawat keberlangsungan hidup sendiri.Karena keberlangsungan hidup pepohonan, baik tanaman pangan atau bukan merupakan jaminan kehidupan manusia.

2.2 Upacara Yadnya dari Sarwa Tumuwuh
Antara upakara/banten dan tumbuh-tumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat.Karena sarana utama dari pembuatan banten adalah tumbuh-tumbuhan (patram, puspam, phalam) demikian disebutkan Bhagawangita IX sloka 26. Mengingat besarnya arti dan makna banten tentulah penggunaan daun, bunga dan buah yang digunakan sebagai sarana banten tetap memperhatikan beberapa aspek, seperti kesucian, makna filosofis theologies (symbol-simbol Ketuhanan), mitologi dari sarana-sarana tersebut serta aspek-aspek lain yang mendasari keyakinan umat dalam melaksanakan upacara yadnya. Pelaksanaan yadnya muncul sebagai akibat adanya Tri Rna/Rnam atau tiga hutang, yakni kepada leluhur, kepada para Maha Rsi dan utang kepada Tuhan.
Hal ini disebutkan dalam Bhagawangita III.10 yaitu Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya atas dasar yadnya. Sudah sepantasnya apa yang kita nikmati, sebelumnya dipersembahkan dahulu kepada-Nya kalau tidak ingin disebut sebagai pencuri. Dalam konsep ini tentu sangatlah ironis jika kita memanfaatkan segala hasil dari tumbuh-tumbuhan (sarwa tumuwuh) tanpa mau beryadnya untuk alam demi kelestarian alam tersebut.Antara pemanfaatan dari dari sarwa prani, baik sebagai yadnya maupun sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, harus dikembangkan pula konsep serta tindakan pelestarikandari sarwa tumuwuh tersebut.Seperti disebutkan dalam sloka III.14, yaitu “Adanya makhluk karena makanan, adanya makanan karena hujan, adanya hujan karena yadnya, adanya yadnya karena karma.”Tentu makhluk hidup termasuk manusia tidak bisa hidup tanpa makanan. Tentu bahan makanan tidak akan tersedia tanpa adanya hujan (air). Sudah barang tentu kekeringan akan melanda jagat raya, hujan tidak akan mau turun tanpa adanya kesadaran untuk beryadnya pada lingkungan.
Secara prinsip Hindu keharmonisan dengan alam dan lingkungan dengan mempersembahkan hasil pertanian (patram, palam, puspam) sebagai sarana upacara yadnya merupakan ciri besar dari Agama Hindu tidak jauh dari alam lingkungan alam sekitarnya. Selain itu memang agama Hindu yang ramah akanlingkungannya, dimana penggunaan sarwa tumuwuh sebagai sarana upacara memang secara tegas disebutkan pula dalam Bhagawangita sloka 26 seperti yang telah disebutkan diatas.
Dalam konsep cakra yadnya, maka antara yang mempersembahkan dan yang dipersembahkan sama-sama memiliki nilai positif. Seperti yang disebutkan dalam Manawa Dharmasastra V.40, bahwa penggunaan sarwa prani bertujuan untuk mendoakan, agar semua sarwa prani tersebut menjadi meningkat dalam penjelmaannya yang akan datang. Demikian kualitas dan kuantitas dari keturunan selanjutnya. Persembahan sarwa tumuwuh (patram, palam, puspam) sebagai sarana upacara merupakan sebagai media untuk menambahkan nilai-nilai  pelestarian alam pada jiwa setiap umat.Penggunaan sarwa prani sebagai sarana keagamaan adalah suatu upaya niskala dalam wujud ritual keagamaan.Setiap langkah niskala seyogyanya ditindaklanjuti dengan langkah sekalaa atau nyata.

2.3 Manfaat Serta Kegunaan Dari Tanaman Upakara
2.3.1 Daun
2.3.1.1 Janur Kelapa Gading
Dalam Usana Bali dikisahkan, Dewa Pasupati yang berstana di Gunung Maha Meru mengutus anaknya Dewa Putra Jaya serta Dewi Danuh untuk pergi dan berstana di Bali.Beliau diharapkan menjadi junjungan bagi umat di Pulau Bali.Sebelum keberangkatannya ke Bali, Dewa Pasupati memberikan wejangan kepadanya.Demikian pula Dewa Pasupati memberikan kain kepada Dewa Putra Jaya (Dewa Maha Dewa) dan Dewi Danuh sebagai bekal dalam perjalanan menuju ke Bali.
Sungguh ajaib, dengan kemahakuasaan-Nya kain yang diberikan tersebut terbuat dari janur kelapa gading.Setelah memberikan kain tersebut Dewa Pasupati berkata, “Wahai anakku Putra Jaya dan Dewi Danuh, mudah-mudahan ananda selamat dalam perjalanan dan selamat sejahtera menikmati keadaan di Bali serta menjadi junjungan umat di pulau Bali.”
Kini janur sangat banyak digunakan sebagai sarana jejahitan dalam membuat banten atau upakara.Janur warnanya kuning, melambangkan kemakmuran dan kesemarakan sebuah persembahan. Reringgitan (tetuwasan) melambangkan kelanggengan dan kesungguhan hati sang melaksakan persembahan. Kini bagi umat Hindu, janur termasuk pula daun kelapa yang sudah tua yang disebut selepan digunakan sebagai sarana utama untuk membuat upakara, disamping dengan sarana yang lainnya.
Tepi Janur Pantang Untuk Bahan Upakara
Bagi ibu-ibu yang biasa mejejaitan membuat sarana upacara, maka biasanya pada bagian tepinya yang berwarna cenderung hijau ini selalu dibuang.Selain Nampak tidak indah secara filosofis dikaitkan dengan cerita Sang Mayadenawa seperti yang dikisahkan dalam Usana Bali.
Cerita ini berkaitan erat dengn kekalahan dari Sang Mayadenawa melawan pasukan Dewa Indra.Dari kelahan tersebut lantas Sang Mayadenawa berusaha untuk menyelamatkan diri dengan bersembunyi.Ia lari naik keatas pohon kelapa serta bersembunyi di dalamnya berubah wujud menjadi janur. Ketika janur mau ditebas ia berubah lagi menjadi Sang Mayadenawa.
Mayadenawa sebagai symbol Raja Raksasa yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Karena kesaktian dan keangkuhannya membuatnya takabur.Menyamakan dirinya dengan kemahakuasaan yang dimiliki Tuhan, walau kenyataannya tidak seperti itu. Hal inilah yang menyebabkan ia melarang umat manusia untuk memuja apalagi mempersembahkan upacara kepada Tuhan. Namun karena kesombongan dan keangkuhannya membuatnya menjadi celaka.Untuk itulah bagi umat yang menggunakan janur sebagai bahan upakara selalu membuang tepi janur.Selain Nampak kurang indah secara filosofis mengandung makna membuang segala keangkuhan dan kesombongan dalam melaksanakan upacara yadnya.
2.3.1.2 Alang – Alang
Banyak kisah yang menguraikan dari fungsi alang-alang dalam agama Hindu.Seperti dalam naskah Siwa Gama maupun dalam Adi Parwa.Termasuk pula kisah dari para balian, bahwa alang-alang merupakan senjata ampuh yang mematikan yang sering digunakan berperang di alam gaib.
Mengenai kegunaan alang-alang bagi umat Hindu sering digunakan sebagai sarana penglukatan.Selain itu juga digunakan saat upacara pawintenan, yakni dengan membuat alang-alang sebagai Cirowista yang digunakan untuk mengikat kepala dari orang yang mewinten.
Ujung alang-alang yang runcing itu merupakan senjata gaib, untuk melebur dosa dan nertapa, penderitaan.Ujung yang tajam itu berperan sebagai simbol pedang dan lambang kekekalan dan keabadian.Daunnya yang runcing melambangkan seperti perjalanan manusia yang menghadap kepada-Nya yang bertahta dalam hati.Semakin jelas Cirowista yang terbuat dari alang-alang adalah amat suci, yang disebut dengan istilah diwyam.Kegunaan lainnya ialah sebagai karowista, sheet (ikat) mingmang, Nyasa Ciwa Lingga.
Alang-alang dan Keagungan Cirowista
Alang-alang dalam bahasa Bali disebut ambengan.Secara niskala sebagai sarana penyucian ambengan dapat membuat segala sesuatu menjadi suci, itulah salah satu kegunaan dari ambengan.
Pemasangan crowista sebagai gelung (ikat kepala) pada kepala orang suci (Sulinggih) ketika menyelesaikan suatu upacara dan pada orang-orang yang diupacarai, dimaksudkan untuk menjadikan badan suci, sehingga Sang Hyang Widhi berkenan bertahta di dalam diri kita.Prosesi ini dilaksanakan saat pembersihan diri pabyakalan. Proses ini mengandung makna ketika sudah diikatkan cirowista di kepala bertanda badan sudah suci, selanjutnya barulah natab yang mengandung makna upacara juga dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan bertahta dalam hati yang telah dilakukan di proses penyucian sebelumnya.
Adapun kasiat dari tanaman alang-alang ini ialah :
a.       Manfaat akar alang-alang yaitu untuk obat penurun panas demam. Caranya : ambillah beberapa batang akar rumput alang alang , cuci hingga benar-benar bersih. Kemudian untuk mempermudah potonglah kecil-kecil hingga satu sendok makan. Selanjutnya direbus dengan dua gelas air hingga mendidih dan diperoleh setengahnya (satu gelas) saja. Angkat dinginkan. Setelah itu minumlah air rebusan akar alang alang tersebut. (Untuk sekali minum). Minumlah dua kali sehari pagi dan sore.
b.      Untuk obat pencuci ginjal. Sesungguhnya akar rumput alang alang ini mengandung asam kersik, damar dan logan alkaki yang berfungsi sebagai penurun panas dan pembersih ginjal. Sebab ramuan ini dapat memperbanyak air seni.
c.       Manfaat akar alang-alang untuk mengobati darah tinggi. Ambil akar alang-alang secukupnya. Bersihkan dan rebus hingga mendidih. Minum bisa sesudah dingin. Ini dapat mengurangi tekanan darah tinggi.
d.      Manfaat akar alang-alang untuk mencegah pendarahan. Ambil beberapa lembar daun alang-alang yang masih muda. Tumbuklah daun tersebut hingga lembut. Tempelkan pada luka. Ini dapat mencegah pendarahan. Lakukan penyembuhan sejak dini.
e.       Manfaat akar alang-alang untuk sakit saluran kencing. Ambil alang-alang dan akar enau(aren) secukupnya. Bersihkan dan rebus dengan 10 gelas air. Angkat bila sudah mendidih dan dinginkan. Minum ramuan ini 3 x sehari selama 15 hari berturut-turut. Ini dapat menyembuhkan sakit saluran kencing (kalenjar prostaat membesar).
2.3.1.3 Daun Sirih
Sirih secara teologis merupakan lambang Dewa Wisnu.Hal ini bisa kita lihat dalam penggunaan daun sirih sebagai sarana porosan. Daun sirih yang dicampur dengan pamor dan buah pinang. Daun sirih sebagai lambang Wisnu, pamor atau kapur sebagai lambang Iswara serta pinang sebagai lambang Dewa Brahma. Porosan merupakan salah satu pelengkap dari pembuatan canang.Daun sirih digunakan pula sebagai penyanangan.
      Kata canang berasal dari bahasa jawa kuno yang pada mulanya berarti sirih yang dipersembahkan kepada tamu yang amat dihormati.Pada jaman dahulu tradisi makan canang merupakan tradisi yang sangat dihormati. Seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nitisastra yang dikutip I Gusti Ngurah Sudiana disebutkan “masepi tikang waktra tan amucang wang”. Yang artinya sepi rasanya mulut itu tiada makan sirih.Dengan demikian selain sebagai simbul Tuhan, daun sirih juga digunakan sebagai tanda penghormatan tamu.
Adapun khasiat dari daun sirih yaitu :
a.       Mengatasi Mimisan
Telah diketahui oleh banyak orang bahwa khasiat daun sirih dapat mengatasi mimisan, caranya hanya cukup ambil 1 atau 2 lembar daun sirih lalu kemudian cuci sampai bersih.Memarkan daun sirih dan gulung sampai pas untuk disumbatkan di hidung yang terkena mimisan.
b.      Mengatasi Batuk
Jika terserang batuk lebih baik mencoba daun sirih untuk mengobatinya, caranya rebus 10-15 lembar daun sirih, kemudian biarkan air rebusan daun sirih tersebut menjadi dingin. Campurkan dengan madu ataupun dengan gula agar lebih manis saat diminum.
c.       Mengatasi Jerawat
Khasiat sirih sangat baik untuk menyembuhkan jerawat, caranya ambil 8-10 lembar daun sirih.Cuci sampai bersih, kemudian bisa diremas atau ditumbuk kasar dan seduh dengan menggunakan air panas.Setelah itu, gunakan seduhan air panas daun sirih tersebut untuk membasuh muka.Cara ini bisa dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sehari.
d.      Menghilangkan Bau Badan
Jika kita memiliki masalah dengan yang namanya bau badan, maka khasiat daun sirih juga baik untuk menghilangkan bau badan.Caranya, ambil 5 lembar daun sirih dan rebus dengan 2 gelas air.Ketika air telah berkurang satu gelas, seduh kembali.Rebusan air daun sirih tersebut diminum saat siang hari agar manfaatnya dapat terasa.
e.       Mengobati Koreng Dan Gatal-gatal
Khasiat sirih juga sangat baik untuk mengobati koreng dan juga gatal-gatal.Caranya, ambil 15-20 lembar daun sirih, lalu cuci sampai bersih dan kemudian rebus.Gunakan air rebusan daun sirih tersebut untuk mandi selagi hangat, atau bisa juga dengan hanya membasuh saja yang terkena gatal.
f.       Mengobati Luka Bakar
Untuk mengobati luka bakar bisa juga dengan menggunkan sirih.Caranya sangat mudah, ambil beberapa lembar daun sirih lalu kemudian cuci dan peras airnya.Tambahkan sedikit madu danoleskan di kulit yang terkena luka bakar.
g.      Mengatasi Bronkitis
Jika terserang bronkitis maka bisa diatasi dengan daun sirih.Caranya mudah, cuci sampai bersih 7 lembar daun sirih kemudian rebus bersama dengan sepotong gula batu dan dua gelas air bersih.Tunggu sampai tersisa menjadi satu gelas.Minum air rebusan daun sirih tersebut sehari tiga kalimasing masing sepertiga gelas.
Di atas merupakan ulasan dari khasiat sirih pada umumnya.Sebenarnya khasiat dan manfaat sirih yang lainnya juga masih banyak, seperti halnya dapat mengobati keputihan, mengobati sariawan, menghentikan gusi berdarah, menghilangkan bau mulut dan masih banyak lagi.
2.3.1.4 Dapdap Taru Sakti
Tumbuhan dapdap merupakan salah satu tumbuhan yang gampang tumbuh, oleh karena itu tumbuhan ini disebut Taru Sakti.Taru sakti selain memang gampang tumbuh dimana saja, secara filosofis memiliki makna tumbuhan sebagai pemarisudha, atau pembasmi segala kotoran.Daun dapdap digunakan dalam upakara pemarisudha atau banten prayacita.
Adapun khasiat dari tanaman dadap ini adalah :
a.       Melancarkan ASI
Daun dadap muda dapat digunakan sebagai sayuran yang berkhasiat memperbanyak air susu ibu, membuat tidur lebih nyenyak dan bersama dengan bunganya untuk melancarkan haid.
b.      Mengobati cacingan, dan disentri
Sari daun dadap yang dicampur madu dapat digunakan untuk mengobati cacingan; sari daun dadap yang dicampur minyak jarak (kasteroli) digunakan untuk menyembuhkan disentri.
c.       Meringankan rematik
Daun dadap yang dipanaskan digunakan sebagai tapal untuk meringankan rematik.Pepagan (kulit batang) dadap memiliki khasiat sebagai pencahar, peluruh kencing dan pengencer dahak.
d.      Sakit Perut
Gunakan tapel pada perut dengan ramuan dibawah ini untuk mengobati perutmulas, tinja berlendir dan berdarah :  tumbuk halus daun dadap serep segar dan daun sosor bebek secukupnya, tambahkan sedikit air.  Kemudian balurkan pada bagian perut, ulangi setiap 3 jam sekali.
e.       Demam
Dadap serep dapat digunakan sebagai obat penurun panas dengan cara mengompres dengan daun Serep yang dipipis halus.
f.       Mencegah Keguguran
Daun dadap dapat digunakan untuk mencegah keguguran, dengan cara mengompres perut dengan daun dadap serep yang dipipis halus, selain tentunya istirahat yang cukup.  Gunakan gurita agar kompresan tersebut dapat bertahan lama.
2.3.1.5Andong Merah
Kalau dilihat dari perkembangannya tembok penyengker (pembatas rumah) orang zaman dahulu membuatnya dari berbagai jenis tanaman.Selain tumbuhan berduri pohon andong merah merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai penyengker rumah.Secara teologis warna andong yang merah melambangkan Brahma.Selain digunakan sebagai plawa, daun andong merah juga digunakan sebagai sarana sampyan atau sesayut.Penggunaan daun ending sebagai jejahitan biasanya dalam perayaan hari Tumpek Landep.
Adapun khasiat dari andong merah ini ialah rasa Tanaman Andong manis, tawar, dan bersifat sejuk. Tanaman Andong dapat berkhasiat sebagai penyejuk darah, menghentikan perdarahan (hemostatic), dan menghancurkan darah beku pada saat memar.
Bagian Tanaman yang digunakan daun, bunga, dan akar juga dapat berkhasiat untuk obat.  Daun andong digunakan untuk pengobatan :
a.       TB Paru disertai batuk darah
b.      Keluar bercak darah sewaktu hamil (kemungkinan keguguran), darah haid keluar sangat banyak, urine berdarah (hematuria), wasir berdarah, dan luka berdarah.
c.       Diare, disentri
d.      Nyeri lambung dan ulu hati.
Cara Pengobatan Tanaman Andong :
1.      Untuk mengobati Urine berdarah, batuk darah dan haid yang terlalu banyak, yaitu rebus daun andong segar (60-100 g) atau akar andong yang kering (30-60 g) dengan tiga gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan dibagi dua sama banyak, diminum buat pagi dan sore hari.
2.      Untuk mengobati Diare atau Disentri yaitu rebus daun andong segar (60-100 g) atau bunga andong kering (10-15 g) dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin kemudian saring dan ditaruh kedalam tiga gelas, untuk diminum pagi, siang dan malam hari.
3.      Untuk mengobati Wasir yaitu cuci daun andong tiga helai dan daun wungu tujuh helai yang masih segar, kemudian potong-potong dan rebus dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga tersisa cuma satu gelas. setelah dingin kemudian saring dan diminum. Lakukan setiap hari sampai sakitnya hilang.
4.      Untuk mengobati sengatan binatang berbisa yaitu giling sampai halus daun andong segar, lalu panaskan diatas api, selagi masih hangat kemudian urapkan pada bagian tubuh yang tersengat, dan dibalut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.
5.      Untuk mengobati radang gusi yaitu Kikis kulit kayu andong secukupnya. Tambahkan garam sedikit sambil diaduk sampai rata, kemudian oleskan pada bagian gusi yang meradang.

2.3.1.6 Daun Temen
Daun temen berwarna kemerah-merahan. Penggunaan daun temen sebagai sarana upacara yadnya sebagai salah satu bahan dari sekar ura. Sekar ura yakni beras kuning yang dicampur dengan daun temen yang telah diiris-iris yang biasanya dalam perjalanan ke kuburan ditaburkan sekar ura. Penaburan sekar ura adalah lambang perpisahan antara beliau yang meninggal yang jenazahnya sedang di usung ke setra dengan yang masih hidup di dunia maya ini. Selain itu, daun temen ini digunakan dalam pembuatan banten pesucian, perangkatan.
Adapun khasiat dari daun temen atau disebut dengan daun ungu ialah :
a.       Untuk obat ambeien. Caranya, ambil 3-7 lembar daun ungu dan adas pulawaras. Rebus dengan tiga gelas air sampai mendidih. Setelah itu airnya disaring dan diminum sekali setiap pagi hari secara teratur.
b.      Mengatasi masalah buang air seni tidak lancar, daun ungu juga bisa membantu. Ambil 1-2 genggam daun ungu serta adas pulawaras. Semua bahan itu ditumbuk sampai benar-benar halus. Hasil tumbukan itu dioleskan pada bagian perut seperti layaknya param.
c.       Haid yang tidak lancar juga bisa diatasi oleh daun ungu ini. Caranya, daun ungu dikeringkan dan ambil sekitar tiga sendok. Daun ungu itu kemudian direbus dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas saja. Setelah itu disaring dan diminum tiga hari menjelang datang bulan.
d.      Mengobati sakit bisul, yaitu  dengan cara ambil dua lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. Daun ungu itu kemudian diolesi minyak kelapa dan panggang di atas api. Dalam keadaan hangat, tempelkan daun ungu itu pada bagian yang sakit.
2.3.1.7 Pandank Berduri
Pandan berduri sering digunakan oleh umat Hindu khususnya di Bali untuk menandai sesuatu agar terhindar dari gangguan makhluk-makhluk jahat, baik secara sekala maupun niskala.Daun pandan ini sering ditaruh pada sarana upacara, bangunan-bangunan suci yang baru di bangun dan belum di upacarai atau ditanam di dekat penanaman ari-ari.Selain itu, daun pandan berduri sering digunakan pada saat menjelang Tumpek Wayang. Pada beberapa tempat di Bali  diletakkan pada bangunan-bangunan suci, rumah atau tempat-tempat yang lainnya. Dengan pemasangan pandan berduri, Sang Kala diharapkan tidak akan berani masuk dan mengganggu umat manusia. Ini dikaitkan pula cerita Betara Kala yang mengejar adiknya Sang Kumara untuk disantap menjadi mangsanya.
2.3.1.8  Pandan Arum
Daun pandan biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan pada canang sari yaitu daunnya untuk kempang rampai, digunakan dalam pembuatan tirta, dan lain sebagainya. Adapun khasiat dari daun pandan arum ini yaitu :
a.       Menghilangkan ketombe
Caranya yaitu dengan menumbuk daun pandan sampai halus, kemudian peras dan saring sehingga didapatkan air pandan yang wangi.kemudian oleskan ke seluruh bagian rambut yang memiliki ketombe dan ulangi secara berkala sampai ketombe menjadi hilang.
b.      Sebagai penenang bagi yang lagi galau ataupun gelisah
Ambilah 3 lembar daun pandan, cuci bersih.kemudian seduh dengan segelas air panas dan tambahkan madu jika perlu, setelah itu minum selagi masih hangat.
c.       Menghitamkan rambut
Caranya ambil daun pandan sebanyak 10 lembar, kemudian potong-potong sepanjang 2-3 cm, lalu rebus dengan air putih sebanyak 2 gelas, sehingga dihasilkan air rebusan menjadi 1 gelas.Kemudian diamkan selama satu malam (diembunkan).Ambil 3 buah mengkudu masak, kemudian parut sehingga menghasilkan air perasan.Setelah itu campurkan air perasan mengkudu tadi dengan air pandan dan pakailah layaknya sampo pada rambut anda secara merata,kemudian bilas sampai bersih dengan air putih dan dilakukan seminggu 3-4 kali.
d.      Menurunkan Darah Tinggi
Caranya adalah dengan merebus daun pandan dengan air putih 2 gelas hingga didapatkan sisa 1 gelas air saja.Setelah itu minum pada pagi hari dan sore hari,sehingga darah tinggi anda normal.
e.       Rematik dan pegal linu
Ambillah 3 lembar daun panda terus iris-iris tipis,kemudian campurkan dengan setengah gelas minyak kelapa panas(diseduh) dan aduk-aduk sampai daun pandan menjadi layu, setelah itu dinginkan. Kemudian campurkan ramuan tadi dengan minyak kayu putih dan oleskan terhadap bagian yang terkena rematik ataupun pegal linu
f.       Penambah Nafsu makan
Caranya ambilah daun pandan sebanyak 2 lembar kemudian rebus dengan air putih 2 gelas sampai menyisakan 1 gelas,setelah itu minum pada pagi dan sore hari.Jika perlu campurkan dengan madu sebagai penambah rasa manis.
2.3.1.9  Kelor
Kelor biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan dari banten upakara yaitu dalam banten caru, eteh-eteh gelar sanga dan lain sebagainya. Adapun khasiat dari kelor ini ialah :
a.       Rematik, Nyeri dan Pegal Linu
Tumbuk halus dua gagang daun kelor dan setengah sendok makan kapur sirih lalu gosok ke bagian tubuh yang sakit sebagai param.
b.      Sakit Mata
Tumbuk halus tiga gagang daun kelor dan diberi air satu gelas, aduk sampai merata, diamkan sampai ampasnya mengendap dan gunakan airnya sebagai tetes mata.
c.       Cacingan
Rebus tiga gagang daun kelor, satu gagang daun cabai, 1-2 batang meniran dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas, saring rebusan air tersebut dan diminum rutin setiap hari.
d.      Alergi
Rebus tiga gagang daun kelor, satu siung bawang merah, adas pulasari secukupnya tambahkan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal dua gelas, kemudian disaring dan minum rutin setiap hari.
e.       Herpes, Kurap dan Luka Bernanah
Tujuh gagang daun kelor ditumbuk sampai halus dan tempelkan ke bagian yang luka sebagai obat luar.
f.       Menghilangkan Flek Wajah
Pilih beberapa lembar daun kelor yang masih muda, ditumbuk sehalus mungkin dan gunakan sebagai bedak atau dicampur dengan bedak.
g.      Penghancur Batu Ginjal
Daun kelor dibuat sayur bening, dimakan rutin setiap hari selama kurang lebih satu bulan, batu ginjal akan luruh dan keluar bersama air kencing.
2.3.1.10 Kayu Cendana
Penggunaan cendana bagi umat Hindu sangatlah banyak.Karakteristik dari kayu cendana yangdapat menimbulkan bau harum membuat kayu cendana banyak digunakan dalam kegiatan keagamaan bagi umat Hindu, baik itu sebagai bangunan suci atau pelinggih maupun pratima atau pralingga Ida Betara.Digunakan pula sebagai bahan pasepan dan dupa.Dengan baunya yang harum dapat mengantarkan menuju sebuah keheningan dan kemantapan hati dalam melakukan pemujaan.Dalam bidang pengobatan, kayu cendana yang mempunyai sifat sejuk baik digunakan untuk mengobati luka memar.Bagi luka memar, kayu cendana digosokkan pada sebuah tempat yang berasal dari tanah liat, kemudian dicampurkan dengan sedikit air.Hasil dari gosokan kayu cendana ini dioleskan pada bagian luka yang memar tersebut. Secara teologis, cendana adalah sebagai symbol Parama Siwa seperti disebutkan dalam lontar Usana Bali.
2.3.2 Bunga
Kata bunga sering digunakan sebagai kata untuk memanifestasikan sebuah keagungan, keindahan, ketulusikhlasan dan kesucian.Mengenai arti dan makna bunga sebagai sarana yang digunakan dalam upacara keagamaan memiliki makna yang sangat penting.Sebagai sarana pemujaan artinya sebagai sarana yang digunakan untuk memuja sebagai perwakilan serta ungkapan hati yang tulus ikhlas yang memuja sebagai ungkapan terimakasihnya kepada Hyang Widhi.Bunga sebagai symbol perwujudan dari Sang Hyang Widhi dengan segala prabawanya.
2.3.2.1 Bunga Padma
Bunga padma atau teratai tergolong bunga yang bermutu tinggi ditinjau dari sudut agama Hindu.Bentuknya yang berlapis-lapis seperti halnya lapisan alam semesta atau disebut Patalaning Bhuana.Dalam lontar Dasa Nama, bunga padma disebut dengan Raja Kusuma atau raja bunga.Demikian pula dilambangkan sebagai sthana Hyang Widhi yang sering disebut dengan Asta Dasa Dala.Adapun khasiat dari bunga padma atau teratai ini adalah :
a.       Batuk darah, muntah darah:
Rimpang terate dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
b.      Muntah, diare :
50 g rimpang terate dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
c.       Disentri:
50 g rimpang terate dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air,
lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
d.      Darah tinggi:
a. 10 g biji terate dan 15 g tunas biji terate. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji terate (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji terate digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
e.      Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever:
100 g rimpang terate dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
f.        Keluar darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar terate dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung. 

2.3.2.2 Kembang Sepatu
Kembang sepatu atau dalam bahasa Bali disebut dengan bunga pucuk biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk kelengkapan dalam sesayut ngraja swala, dan juga kalpika. Adapun khasiat dari bunga ini ialah :
a.       Sebagai kosmetik
Orang-orang biasanya memanfaatkan kembang ini untuk menumbuhkan rambut dan perawatan kesehatan kulit kepala. Selain itu mereka juga percaya, bunga dan daun kembang sepatu dapat membantu menghitamkan rambut. Oleh karena itu, cocok dipakai sebagai maskara dan pengganti pensil alis. Cara pembuatannya adalah daun dan bunga sepatu, ditumbuk kasar, lalu diremas-remas dengan penambahan air sedikit demi sedikit.
Hasilnya adalah pasta kental yang dapat langsung digunakan sebagai shampo dan conditioner, serta untuk membersihkan rambut dan kulit kepala.Karena khasiat itu, maka orang India mencampurkan bunga sepatu ke dalam minyak kelapa yang kemudian dididihkan.
b.      Kesehatan Reproduksi
Barangkali kita sulit mempercayai, daun, akar dan bunga tanaman kembang sepatu sudah digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan proses menstruasi.  Pemakaian untuk tujuan ini tidak saja dilakukan oleh masyarakat di India, tapi juga masyarakat yang bermukim di benua lain.Rebusan daun dan bunga dari kembang sepatu, secara turun temurun dikenal berkhasiat untuk menjaga kelancaran atau keteraturan siklus haid, mengendalikan pengeluaran darah secara berlebihan dan mengobati berbagai gangguan yang berhubungan dengan siklus haid.   Bunga sepatu juga dapat bermanfaat sebagai alat kontrasepsi.
c.       Penyembuh Luka
Daun dan bunga sepatu mempunyai khasiat antiseptik. Oleh karena itu dapat digunakan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Cukup dengan cara sederhana saja, yaitu dengan menumbuk daun dan bunga yang sudah dicuci bersih menjadi semacam tapel dan langsung ditempelkan pada daerah yang terluka.  Khasiat itu pun sudah didukung dengan hasil penelitian ilmiah yang menggunakan ekstrak bunga sepatu untuk penyembuhan luka buatan, pada hewan percobaan.  Hasilnya sungguh menggembirakan dan menunjukkan prospek yang baik.
2.3.2.3 Bunga Jepun atau Kamboja
Jepun atau kamboja ini biasanya dipakai oleh umat Hindu sebagai bunga untuk canang. Selain itu jepun juga mempunyai khasiat untuk kesehattan yaitu :
a.       Untuk sakit bisul
Caranya siapkan beberapa lembar daun kamboja, cuci bersih daun kamboja tersebut. Lalu panaskan hingga daunnya lemes. Oleskan minyak kelapa kedaun kamboja tersebut kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang terkena bisul,  dapatpula mengunakan cara yang lain yaitu oleskan getah kamboja secara langsung kebagian tubuh yang tekena bisul dua kali sehari.
b.      Untuk sakit disentri atau mencret
Caranya siapkan 12-24 gram bunga kamboja yang sudah kering. Cuci sampai bersih, kemudian rebus ramuan tersebut kedalam air tiga gelas sampai airnya berkurang menjadi satu gelas. Lalu saring ambil airnya. Minum air ramuan tersebut satu kali sehari
c.       Untuk kaki pecah-pecah
Caranya siapkan satu potong kulit kembang kamboja. Cuci sampai bersih, kemudian rebus kulit kayu kembang kamboja tersebut dengan volume air tiga liter hingga mendidih.Gunakan untuk merendam kaki yang pecah-pecah selagi hangat.Lakukan dengan rutin satu kali sehari, sebaiknya dilakukan sebelum tidur.
2.3.2.4 Bunga Sandat atau Kenanga
Bunga sandat atau bunga kenanga ini umumnya mempunyai enam buah lembar daun dan satu buah mahkota berwarna kuning, serta beraroma harum dan khas. Umat Hindu di Bali biasanya menggunakna batangnya untuk membuat petulangan dalam upakara dan bunganya dipakai untuk penuntun pesucian, sekah pesucian, pewintenan, penglukatan, dan lain-lain. Adapun khasiat dari bunga kenanga ini ialah mengobati pusing, demam, mual-mual, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan obat nyeri haid. Biasanya pemanfaatan bunga kenanga dilakukan langsung dalam bentuk segar atau baru selesai dipetik, kemudian diseduh dengan air hangat. Selanjutnya, air seduhan tersebut diminum.
2.3.3   Buah
Buah merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk upacara Yadnya. Persembahan buah atau biji-bijian tiada lain sebagai ungkapan rasa syukur, cetusan rasa bhakti dan terimakasih kehadapan Hyang Widhi dengan segala prabawa-Nya. Sebagai ungkapan rasa bhakti sudah sepantasnya mempersembahkan segala hasil bumi termasuk buah-buahan. Karakter petani khususnya yang beragama Hindu adalah petani yang religius. Karena setiap tindakannya dalam usaha menggarap lahan pertanian selalu dimulai dengan melakukan persembahan. Karena adanya sebuah keyakinan apa yang sesungguhnya mereka tanam selain perawatan yang dilakukan hasil akhirnya diserahkan kepada kuasa-Nya. Sebagai masyarakat petani yang religius bukanlah suatu yang berlebihan apa yang dihasilkan dari hasil pertanian ini dipersembahkan sebagai rasa syukur atas anugerah yang diterimanya. Adapun buah-buahan yang biasanya dipakai oleh umat Hindu dalam upacara Yadnya adalah :
2.3.3.1  Kelapa
Salah satu buah yang sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan umat Hindu di Bali yaitu kelapa. Kelapa merupakan unsur terpenting dari berbagai jenis kelengkapan upakara seperti dalam upakara keagamaan Hindu seperti Padudusan, Pecaruan Rsi Gana, Labuh Gentuh dan pecaruan besar lainnya. Kelapa gading di barat untuk Dewa Mahadewa, Kelapa Bulan (warna putih) di timur untuk Dewa Iswara.Kelapa Gadang (hijau) di utara untuk Dewa Wisnu.Kelapa Udang di selatan untuk Dewa Brahma.Kelapa Sudamala (Wiswa warna, campuran keempat warna yang telah dikemukakan) di tengah untuk Dewa Siwa. Jenis kelapa yang lain dan juga digunakan dalam kelengkapan upakara adalah kelapa Bojog, Rangda, Mulung, dan Julit. Penanamannya di luar “natah” dapat disekitar dapur, areal pekarangan, tegalan.
Manfaat dan khasiat dari air kelapa muda untuk kesehatan:
1.      Mengobati penyakit demam berdarah dengan meminumnya secara rutin dan teratur,
2.      Menghilangkan rasa lelah dan lesu akibat kegiatan yang padat
3.      Mengobati perut cacingan pada tubuh anak-anak. Dengan menambahkan sedikit sari jeruk pada setiap gelas air kelapa muda. Sebaiknya diminum teratur 3x sehari
4.      Memperlancar buang air kecil atau sebaliknya mengurangi lancarnya buang air kecil. Karena air kelapa muda berkhasiat untuk membersihkan saluran kemih
5.      Pembasmi cacing pada saluran usus. Dengan meminum air kelapa muda dengan teratur 3x sehari ditambah 1 sdt minyak zaitun
6.      Mencukupi kebutuhan cairan bagi ibu/wanita yang sedang hamil
7.      Sebagai penetralisir untuk orang yang sedang mabuk yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu
8.      Air kelapa muda disinyalir mengandung anti virus, anti bakteri, dan anti jamur yang sama seperti yang terkandung pada air susu ibu
9.      Mampu menjaga fungsi pencernaan atau metabolisme dalam tubuh
10.   Sebagai pereda mual-mual dan muntah-muntah
11.  Disinyalir mampu memecah batu ginjal. Air kelapa berkhasiat melunakkan kerak dalam ginjal
12.  Merupakan cairan isotonik yang baik untuk menjaga kebugaran tubuh.
Manfaat dan khasiat buah kelapa antara lain :
1.      Anti racun, sebagai penawar racun yang baik
2.      Mengatasi panas dalam
3.      Menurunkan sakit panas atau panas demam
4.      Sebagai obat mujarab demam berdarah
5.      Pencegah Influenza
6.      Mengatasi penyakit kencing batu
7.      Mengurangi rasa sakit saat haid
8.      Membasmi cacing kremi
9.      Mengurangi rasa sakit gigi
10.  Mengatasi dan mengurangi ketombe.

2.3.3.2      Pisang
Pisang merupakan salah satu tanaman yang umat Hindu manfaatkan sebagai bentuk persembahan baik itu dari buah, daun hingga batang.Ternyata pisang tidak hanya bermanfaat untuk upacara ritual saja, akan tetapi ditinjau secara ilmiah ternyata pisang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
a.       Akar pisang digunakan untuk mengatasi : sesak napas (asma), airkemih (urin) mengandung darah, dan penyakit kulit.
b.      Daun yang masih tergulung digunakan untuk mengatasi : tapal dingin pada kulit yang bengkat atau lecet, disentri, haid terlalu banyak, mimisan dan perdarahan lainnya, radang tenggorok, radang otak (Epidemic encephalitis), keputihan (leukorea), danatuk, sakit dada seperti bronchitis.
c.       Buah digunakan untuk mengatasi : berak darah, batuk darah, diare, disentri, tukak lambung (buah muda), kurang darah (anemia), panas disertai sukar buang air besar, rasa haus, dan lemah, kulit muka kering, sariawan, menghaluskan kulit tangan dan kaki, sembelit (konstipasi), wasir (hemoroid) tekanan darah tinggi (hipertensi) dan keracunan alcohol kronik (alkoholisme).
d.      Kulit pisang digunakan untuk mengatasi : borok yang menyerupai kanker, kelainan kulit pada herpes, migren, hipetensi sekunder, rambut tipis dan jarang, dan luka bakar, tersiram air panas, kemerahan pada kulit (rash).
e.       Bunga digunakan untuk mengatasi : mencegah perdarahan otak dan stroke.

2.4 Tumpek Bubuh Sebagai Hari Peringatan Tumbuh-Tumbuhan
Hari Tumpek Bubuh adalah salah satu hari raya agama Hindu yang berdasarkan perhitungan wuku, yang datangnya setiap enam bulan sekali. Tumpek Bubuh tepatnya jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Wariga atau dua puluh lima hari sebelum hari raya Galungan. Hari ini diperingati sebagai hari pemujaan kepada Sang Hyang Sangkara, yaitu manifestasi Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai penguasa sarwa tumuwuh. Dalam tugas-Nya memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi kehidupan di dunia ini.
Makna dari upacara iniadalah untuk memohon kehadapan Sang Hyang Sangkara sebagai penguasa tumbuh-tumbuhan agar tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan subur, dapat menghasilkan bunga, buah, daun serta yang lainnya yang dibutuhkan dalam kehidupan.Tradisi mempersembahkan banten kepada Dewa Sangkara manifestasi Tuhan sebagai penguasa sarwa tumuwuh yang secara khusus dipuja dalam perayaan tumpek bubuh atau tumpek pengatag.Hal ini dilakukan dengan harapan supaya sarwa tumuwuh dapat menghasilkan.Selanjutnya persembahan segala hasil bumi yang dihasilkan berupa pala bungkah pala gantung merupakan sebagai wujud rasa bhakti dan syukur kepada-Nya.

Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Tumbuh-tumbuhan merupakan sarana utama pembuatan banten.Unsur bunga diolah sedemikian rupa ditambah dedaunan serta buah-buahan sehingga menjadilah canang sari, daksina, dan lain sebagainya.Tumbuh-tumbuhan tidak saja digunakan untuk upacara termasuk memenuhi kebutuhan hdup. Tumbuh-tumbuhan merupakan ciptaan Tuhan untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup termasuk manusia, agar dapat melangsungkan hidupnya dan berkembang biak. Tanpa tumbuh-tumbuhan manusia akan kehilangan oksigen yang bersih.
Persembahan daun, bunga dan buah tiada lain sebagai ungkapan rasa syukur, cetusan rasa bhakti dan terimakasih kehadapan Hyang Widhi dengan segala prabawa-Nya. Sebagai ungkapan rasa bhakti sudah sepantasnya mempersembahkan segala hasil bumi termasuk buah-buahan. Karakter petani khususnya yang beragama Hindu adalah petani yang religius. Karena setiap tindakannya dalam usaha menggarap lahan pertanian selalu dimulai dengan melakukan persembahan. Karena adanya sebuah keyakinan apa yang sesungguhnya mereka tanam selain perawatan yang dilakukan hasil akhirnya diserahkan kepada kuasa-Nya. Sebagai masyarakat petani yang religius bukanlah suatu yang berlebihan apa yang dihasilkan dari hasil pertanian ini dipersembahkan sebagai rasa syukur atas anugerah yang diterimanya.
Selain tumbuh-tumbuhan sebagai sarana pemujaan kepada Sang Hyang Widhi, setiap tumbuh-tumbuhan apapun itu yang kita persembahkan kepada-Nya mempunyai banyak manfaat, kegunaan serta khasiat bagi kesehatan maupun pengobatan dari berbagai jenis penyakit.Manfaat, kegunaan serta khasiat yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan tersebut baik itu daun, batang, bunga dan buah dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat membantu kehidupan manusia.
3.2 Saran
Tumbuh-tumbuhan tidak saja digunakan dalam kaitannya dengan bidang keagamaan, tetapi secara alamiah tumbuh-tumbuhan merupakan pendukung kehidupan.Karena ittulah, tindakan menyayangi tumbuhan sebenarnya tidak lebih dari upaya merawat keberlangsungan hidup sendiri.Karena keberlangsungan hidup tumbuh-tumbuhan, baik pangan atau bukan merupakan jaminan keberlangsungan hidup manusia.Untuk itu kita sebagai umat manusia sebaiknya menjaga dan melestarikan lingkungan kita supaya kelak anak cucu kita dapat hidup lebih baik dari kita serta dapat memanfaatkan semua yang ada di alamini dengan baik.

Daftar Pustaka

Putra, I Nyoman Miarta. 2009, Mitos – Mitos Tanaman Upakara. Denpasar : Pustaka Manikgeni
Tim. 2002, Taman Gumi Banten Ensiklopedi Tanaman Upakara. Denpasar : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM), Universitas Udayana,
Wiana, Drs. I Ketut. 2009, Suksmaning Banten. Surabaya : Paramita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kepemimpinan Mahatma Gandhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang Niti Sastra berasal dari kata Niti dan Sastra. Kata Niti yang berasal dari bahasa Sansk...